Kawasan
gambut selain merupakan kekayaan ekologi tiada tara, juga bisa jadi
sumber masalah jika salah pengelolaan. Adalah ecohydro, solusi terbaik
untuk pengelolaan gambut berkelanjutan.
Lahan
gambut dewasa ini merupakan isu penting dan menjadi sorotan khalayak
ramai. Hingga saat ini pengelolaan lahan gambut masih menjadi
perdebatan. Bahkan menurut sebagian pakar, pemerintah perlu merevisi
peraturan mengenai pemanfaatan lahan gambut dengan ketebalan 3 meter
atau lebih pada Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
karena sudah tidak relevan. Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI), Prof.
Supiandi Sabiham di Jakarta tahun lalu, berpendapat bahwa kedepan
regulasi terkait lahan gambut perlu diatur secara proporsional agar bisa
mengakomodir kepentingan masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan
konservasi. Pada prinsipnya gambut dengan kedalaman 3 meter atau lebih
bisa dikelola dengan teknologi tata kelola air yang baik.
Sementara itu, menurut kajian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI,
Provinsi Riau setidaknya memiliki 5,7 juta hektar kawasan kesatuan
hidrologis gambut (rawa gambut) atau sekitar 64 persen dari luas wilayah
Riau. Itulah sebabnya, mengapa kawasan gambut di Riau sering menjadi
isu hangat hingga mancanegara.
Lahan gambut sesungguh nya dapat dimanfaatkan dan dikelola guna
mendukung peningkatan perekonomian masyarakat. Namun untuk mengelola
itu, tindakan tepat harus diambil untuk melindungi lahan tersebut dari
degradasi. Pengembangan harus dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan
sosial dan kesejahteraan tanpa membahayakan ekosistem. Kunci penting
dalam pengelolaan lahan gambut dapat dilakukan melalui pengelolaan tata
air secara profesional yang membatasi drainase untuk kawasan budaya dan
melindungi sistem hutan rawa gambut yang dilestarikan.
Dengan berbasis ilmu pengetahuan dan pengelolaan lahan gambut yang
bertanggung jawab, membutuhkan investasi yang nyata dan teknologi serta
sumber daya manusia, degradasi di lahan gambut dapat dihindari.
Faktor paling penting dalam pengelolaan lahan gambut adalah pengelolaan
tata air. Saat ini sedang dilakukan pendekatan inovatif yang
menggabungkan zonasi secara hati-hati antara kawasan hutan dan daerah
pengelolaan tata air.
Hal ini disebut 'Ecohydro' yaitu pendekatan pengelolaan tata air yang
melibatkan pembentukan zona penyangga untuk mencegah hilangnya air ke
daerah yang berdekatan, yang rusak atau sedang dalam pengembangan. Area
yang dikembangkan juga dilengkapi peralatan kontrol air yang membatasi
fluktuasi tingkat air untuk melindungi lahan gambut utuh yang kaya
karbondioksida (CO2) agar tidak melepaskan CO2 ke udara. Pada saat yang
sama pasokan air bersih untuk perikanan rawa gambut dan masyarakat lokal
dapat dipertahankan. Dengan demikian, integrasi ekosistem yang selalu
direncanakan dan dampak pengembangan konservasi dapat dimaksimalkan.
Melalui respon yang cepat, maka dapat dihindari kebakaran di lahan
gambut yang sangat merusak yang dapat melepaskan sejumlah besar CO2 dan
menghasilkan kabut asap. Dengan meningkatkan kesadaran untuk melindungi
lingkungan dan iklim, lahan gambut sekarang dikelola oleh industri
kehutanan secara lebih bijaksana dengan mengadopsi ilmu pengetahuan
berbasis kinerja manajemen terbaik. Industri kehutanan mendedikasikan
sumbangsih berbasis sumber daya keuangan yang konsisten, sumber daya
manusia yang terampil, dan teknologi terbaru untuk mengelola lahan
gambut demi solusi jangka panjang.
Industri sektor swasta kehutanan memiliki keahlian sumber daya, dan
model bisnis jangka panjang yang harusnya ditampilkan dalam upaya
kolaboratif ini. Lebih lanjut, lahan gambut sangat erat kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya yang cukup
penting bagi masyarakat global. Mode tradisional bagi konservasi tidak
lagi cukup untuk menjamin pemeliharaan jangka panjang dari fungsi vital
lahan gambut. Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) yang dilakukan oleh
industri kehutanan mampu memberikan solusi dalam melindungi lahan gambut
termasuk ekosistemnya, serta memastikan peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan peningkatan daya saing global.
Kolaborasi semua pihak dan pemangku kepentingan sangat penting untuk
perlindungan lahan gambut. Pengelolaan lahan gambut dengan bijaksana
menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa daerah yang ada cukup
untuk melaksanakan fungsi-fungsi vital sebagai sumber daya alam generasi
manusia dimasa mendatang. Hal ini melibatkan evaluasi yang meliputi
fungsi, kegunaan, dampak dan kendala. Melalui penilaian dan penalaran
tersebut, prioritas manajemen dan yang digunakan, termasuk mitigasi
kerusakan yang telah terjadi harus diberi perhatian khusus.
Praktek pengelolaan HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP)
diimplementasikan melalui penerapan penyiapan lahan tanpa bakar dan
sistem drainase ecohydro. Praktek terbaik yang dilakukan RAPP tersebut
merupakan bagian dari upaya konkret terhadap mitigasi emisi gas rumah
kaca dari hutan tanaman. RAPP menjadi pelopor dalam menerapkan
pengelolaan hutan tanaman lestari secara bertanggung jawab. RAPP juga
telah lama menerapkan pengelolaan lahan tanpa bakar serta mengadopsi
pendekatan bentang alam untuk pengembangan hutan tanaman, dengan
memaksimalkan manfaat ekonomi, sosial dan ekologi.
Hal ini dapat diukur dari suksesnya keberlangsungan aktifitas pengukuran
(measurement), pelaporan (reporting), dan verifikasi (verification)
atau dikenal dengan kebijakan MRV yang telah dilakukan oleh RAPP di
Semenanjung Kampar selama tiga tahun sejak 2010 lalu. Dengan
dilakukannya program MRV ini menjadi referensi jawaban jika dikaitkan
dengan isu subsidensi gambut dan emisi karbon. Pengukuranpun dilakukan
terus menerus selama tiga tahun pada berbagai peruntukan lahan di HTI,
seperti pada tanaman akasia, kawasan lindung, kawasan tanaman unggulan
setempat dan kawasan tanaman kehidupan. Dari pengukuran tersebut
didapati bahwa laju penurunan lahan gambut atau subsidensi terkontrol
masih dibawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah, sementara
emisinya jauh lebih rendah daripada jumlah emisi yang menjadi referensi
yang umum dipakai.
Dalam praktik terbaiknya, RAPP telah menemukan cara-cara inovatif untuk
meningkatkan efisiensi operasional melalui manajemen penggunaan lahan
yang bertanggung jawab dan sistem manajemen air. Misalnya, RAPP telah
mampu meningkatkan operasinya sembari mengurangi emisi karbon melalui
metode Mosaic Plantation Concept (MCP) dan pengelolaan lahan gambut yang
bertanggung jawab, sejak 2006 lalu. RAPP telah menghabiskan lebih dari
USD 1.2 juta pada penelitian untuk mengidentifikasi dan mengembangkan
praktik-praktik pengelolaan lahan yang tepat untuk operasi lahan gambut.
SUMBER
Sabtu, 30 Mei 2015
Home »
» Ecohydro, Solusi Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan
1xbet korean bets - Online Betting & Odds at 1xbet
BalasHapus1Xbet.com - One of the best sports betting sites in the world. 1Xbet offers 바카라 사이트 betting on sports and งานออนไลน์ live dealer games with huge rewards. 1xbet You can play online