RAPP Majukan Negeri Melalui Industri Pulp dan Kertas

Tak dapat dipungkiri, kehadiran PT RAPP di Riau turut berperan dalam pembangunan dan perkembangan. Perusahaan pulp dan kertas yang komit untuk tetap menjaga lingkungan dan komit membantu program pemerintah menanggulangi kemiskinan.

Sebagai salah satu kawasan industri di wilayah Sumatera khususnya di Provinsi Riau, Kabupaten Pelalawan semakin berkembang seiring kemajuan zaman. Pelalawan merupakan salah satu kabupaten muda di Propinsi Riau yang dimekarkan dari Kabupaten Kampar pada tahun 1999. Berawal dari sebuah dusun, kecamatan Pangkalan Kerinci yang juga hasil pecahan dari wilayah Kecamatan Langgam berubah menjadi ibukota kabupaten. Sebagai kota yang baru namun seiring waktu Pangkalan Kerinci berkembang sangat pesat karena di Pangkalan Kerinci perusahaan pulp (bubur kertas) dan kertas PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) hadir menjadi simbol bagi pembangunan ekonomi Pelalawan.

Sejak kehadiran RAPP tahun 1993, wilayah Pangkalan Kerinci terus mengalami perkembangan dan kemajuan. RAPP berusaha turut berperan menumbuhkan kawasan yang masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Kampar kala itu. Tidak hanya Pelalawan, wilayah lainnya yang kini berada di Kabupaten Kampar, Kuantan Singingi dan Siak pun turut berkembang dengan adanya pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dikelola secara lestari dan berkelanjutan.

  Selanjutnya dengan mulai berdirinya pabrik RAPP, perusahaan pulp dan kertas terbesar di dunia ini mampu menyerap tenaga kerja dan turut berkontribusi menyuplai kebutuhan listrik bagi daerah yang berada di sekitar wilayah operasionalnya. Selain itu, melalui program Community Development (CD) nya, RAPP juga berupaya membantu program pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.

Berdasarkan data Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPME) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), keberadaan RAPP telah berkontribusi menambah kesempatan kerja nasional dimana sekitar 68,55% muncul di Propinsi Riau. Dalam periode 1999-2014, RAPP juga telah berkontribusi dalam pembentukan output nasional sebesar Rp 554,2 triliun, dimana 90% diantaranya atau sekitar Rp498 triliun muncul di Propinsi Riau. Sementara di Riau sendiri, dalam periode yang sama, RAPP telah berkontirbusi dalam pembentukan output Pelalawan sekitar Rp 323,2 triliun atau rata-rata setara dengan 70,38% dari total output Pelalawan. Hal ini disampaikan dalam laporan penelitian Dampak Ekonomi dan Fiskal PT RAPP tahun 2006 – 2014 yang dipublikasikan maret 2015 lalu.

  Direktur RAPP, Mulia Nauli menyatakan, sebagai perusahaan kelas dunia RAPP menerapkan teknologi canggih yang efisien dan ramah lingkungan. Mesin-mesin yang dimiliki RAPP menggunakan tekhnologi terkini yang memiliki kapasitas produksi pulp sebesar 2,8 juta ton/tahun dan kapasitas produksi kertas 820.000 ton/tahun.

“Kapasitas terpasang produksi bubur kertas mencapai 2,8 juta ton per tahun yang diproses melalui mesin berteknologi canggih saling terintegrasi. Untuk kebutuhan bahan bakar kita, sebesar 87 persen energi dihasilkan dari energi biomassa seperti hasil pembakaran kulit kayu dan black liquor sebagai residu dari proses pemasakan bubur kertas,” ujar Mulia Nauli.

  Dalam pengelolaannya RAPP telah mendapatkan berbagai macam sertifikasi antara lain OHSAS 18001:2007 (Sistem Keselamatan Kerja), ISO 14001:2004 (Sistem Manajemen Lingkungan), dan ISO 9001:2008 (Sistem Manajemen Kualitas). Sertifikasi lainnya adalah Origine et Legalite des Bois (OLB), Programme for the Endorsement of Forest Certification Chain of Custody (PEFC COC), Hongkong Green Label Certificate, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan beberapa sertifikasi lainnya, Mulia menjelaskan.

Komitmen untuk tetap menjaga lingkungan itu juga ditunjukkan melalui investasi yang dikeluarkan RAPP sebesar $USD 2,3 juta untuk pengelolaan energi terbarukan. Komitmen terhadap lingkungan juga dilakukan oleh RAPP melalui manajemen pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta menjaga hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi. Total area konsesi hutan RAPP sendiri telah mencapai 250.000 hektar.

  Di bawah naungan grup Raja Garuda Emas (RGE), produk RAPP telah diekspor ke 75 negara dimana fokus ekspansi pasar masih di Asia Pasifik, Australia dan China. RAPP kini merupakan salah satu pembuat pulp dan kertas terbesar menggunakan teknologi termaju dan paling efisien di dunia. Semua produk kertas yang dihasilkan merupakan hasil revolusi penggabungan teknologi ProDigiTM Nanotechnology untuk hasil yang sempurna dalam teknologi digital printing.

"Industri pulp dan kertas Indonesia sangat membutuhkan tenaga ahli kehutanan yang kompeten. Kami terus membuat riset untuk mengintensifkan produksi bahan baku yang mendukung kelestarian produk,” sambung Mulia.

Sistem produksi yang dimiliki oleh RAPP kini semakin maju dan didukung berbagai pengakuan yang diberikan oleh beberapa lembaga independen dan pemerintah. Salah satu pencapaian RAPP yakni menjadi produsen bubur kertas terbesar kedua di dunia dalam pembuatan Hardwood Kraft Pulp, yang memastikan dampak lingkungan dan sosial dari proses produksi diawasi dan dipelihara untuk mencapai standar internasional tertinggi.

  Guna mendukung keinginan pemerintah untuk bisa meningkatkan angka ekspor hingga 300 persen. RAPP akan memulai investasi meningkatkan kapasitas produksi untuk menghasilkan produk premium berupa High Grade Digital Paper dengan membangun Paper Machine (PM) 3 senilai Rp 4 triliun yang pemancangan tiang pertamanya akan diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin pada Jumat, 22 Mei 2015.

Dengan dibangunnya PM 3 tersebut, diharapkan produk kertas Indonesia melalui merek PaperOne akan lebih kompetitif bersaing di pasar internasional. “Orientasi investasi baru ini nantinya akan mendominasi pasar ekspor yang tentunya akan mendukung program pemerintah dalam peningkatan ekspor yang akan menambah pemasukan devisa,” tutup Mulia.(*) 

SUMBER